PELAKSANAAN BKPBI DI SLB B DENA UPAKARA WONOSOBO

Posted by : Yuswan

Pelajaran Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI) yang dilaksanakan hingga akhir tahun 2005 ini telah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah luar biasa (SLB) untuk siswa tunarungu sejak tahun 1984 sebagai program khusus. Oleh karena itu wajib diikuti oleh peserta didik dari taman kanak-kanak luar biasa sampai dengan sekolah menengah pertama luar biasa termasuk bagi siswa SLB B DENA UPAKARA di Wonosobo.

            Pelaksanaan pengembangan sisa pendengaran melalui BPBI ini, dilandasi oleh pandangan para ahli pendidikan luar biasa yang mengemukakan pendapat:

“Penyelenggaraan pelayanan pendidikan untuk siswa berkelainan tidak boleh menitik beratkan pada ketidak mampuannya, tetapi harus memperhitungkan kompetensi yang masih mungkin dikembangkan”.

            Maksudnya : Kompetensi yang masih bisa dikembangkan dan dimanfaatkan adalah kompetensi menghayati bunyi atau kompetensi memanfaatkan sisa pendengaran yang masih dimilikinya baik menggunakan Alat Bantu Mendengar (ABM) atau tanpa ABM.

            Pemanfaatan sisa pendengaran siswa tunarungu terutama setelah siswa memakai Alat Bantu Mendengar akan besar sekali artinya untuk kehidupan sehari-hari, antara lain:

1.            Siswa tunarungu yang tergolong kurang dengar, indra pendengarannya akan tetap memegang peranan penting, untuk membantu menangkap pembicaraan di lingkungannya. Sedangkan untuk siswa tunarungu yang tergolong berat hingga total, bukan pendengarannya yang berperan penting, tetapi perasaan vibrasinya akan mampu menangkap getaran-getaran di dalam rongga-rongga tubuhnya dan kemudian menghantarkannya ke pusat pendengaran di otak.

2.            Dari berbagai macam kegiatan manusia, “wicara” ternyata paling berirama dan paling diwarnai oleh nada-nada, atau mengandung lagu. Musik dan bahasa memiliki banyak sekali kesamaan. Oleh karena irama dapat dilatih tanpa menggunakan pendengaran, maka pelajaran BPBI tidak mustahil diberikan juga pada siswa tunarungu yang tergolong berat hingga total sekalipun, sekurang-kurangnya pada tahap deteksi hingga diskriminasi bunyi.

 3.            Dengan mengikuti program khusus BPBI secara intensif, terprogram dan berkesinambungan, siswa tunarungu yang tergolong berat dan totalpun akan mampu berbicara secara berirama. Hal ini penting sekali artinya sebab irama bahasa akan menunjang daya ingatan anak, selanjutnya daya ingatan akan besar sekali pengaruhnya terhadap perkembangan bahasanya dan akhirnya kompetensi berbahasa siswa akan membantu pula dalam memperoleh pengetahuan umum lainnya.

Indormasi selengkapnya silakan KLIK : BKPBI_SLB_B DI DENA UPAKARA use

2 Balasan ke PELAKSANAAN BKPBI DI SLB B DENA UPAKARA WONOSOBO

  1. sri wismarini rahayu berkata:

    terimakasih saya sudah membaca miliki anda ini

    Suka

Tinggalkan komentar